Sabtu, 08 Mei 2010

Teknik Membaca SQ3R

Agar setiap aktivitas membaca yang dilakukan dapat berjalan efektif dan efisien, kiranya diperlukan teknik tertentu. Dalam hal ini, Francis P. Robinson dari Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat telah mengembangkan sebuah teknik membaca yang dikenal dengan sebutan SQ3R. Teknik ini bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan dari langkah-langkah mempelajari teks atau buku yang terdiri dari : (1) Survey; (2) Question; (3) Read; (4) Recite; dan (5) Review . Dengan merujuk pada pemikiran Muhibbin Syah (2003), di bawah ini akan diuraikan secara singkat langkah-langkah teknik membaca ini.
1. Survey
Pada langkah yang pertama ini dilakukan penelaahan sepintas kilas terhadap seluruh struktur teks. Tujuannya adalah untuk mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading), judul subbagian (sub-heading), istilah, kata kunci, kalimat kunci, dan hal-hal lainnya yang dianggap penting dalam tulisan itu, sehingga diperoleh gambaran yang bersifat umum dari isi yang terkandung dalam buku atau teks. Dalam melakukan survey, dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo (berwarna kuning, hijau dan sebagainya) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting akan dijadikan sebagai bahan pertanyaan yang perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan yang akan dilakukan pada langkah kedua.
2. Question
Langkah kedua adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat, dan revelan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama. Jumlah pertanyaan bergantung pada panjang-pendeknya teks, dan kemampuan dalam memahami teks yang sedang dipelajari. Jika teks yang sedang dipelajari berisi hal-hal yang sebelumnya sudah diketahui, mungkin hanya perlu membuat beberapa pertanyaan. Sebaliknya, apabila latar belakang pengetahuan tidak berhubungan dengan isi teks, maka perlu menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya.
3. Read
Langkah ketiga adalah membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini, membaca secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan yang telah disusun pada langkah kedua.
4. Recite
Langkah keempat adalah menyebutkan atau menceritakan kembali jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Sedapat mungkin diupayakan tanpa membuka catatan jawaban sebagaimana telah dituliskan dalam langkah ketiga. Jika sebuah pertanyaan tidak terjawab, diusahakan tetap terus melanjutkan untuk menjawab pertanyaan berikutnya. Demikian seterusnya, hingga seluruh pertanyaan, termasuk yang belum terjawab, dapat diselesaikan dengan baik.
5. Review
Pada langkah terakhir dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.
Meski terkesan sangat mekanistik, tetapi membaca dengan menggunakan SQ3R ini dianggap lebih memuaskan, karena dengan teknik ini dapat mendorong seseorang untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam suatu buku atau teks Selain itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini tampaknya sudah menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga diharapkan setiap informasi yang dipelajari dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang seseorang.
Untuk menempuh kelima prosedur di atas pada awalnya mungkin akan dirasakan berbelit-belit, tetapi dengan membiasakan secara terus-menerus lama kelamaan akan menjadi hal yang biasa. Bagi Anda yang belum terbiasa, selamat mencoba dan mudah-mudahan sukses !
Selengkapnya...

TEKNIK SKIMMING

Dalam membaca cepat dikenal teknik skimming dan scanning. Sekilas kedua cara ini sepertinya sama, meskipun sebenarnya berbeda. Skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya. Sementara scanning adalah mencari satu jenis informasi tertentu dalam bahan bacaan.
Pada tulisan berikut saya akan membahas teknik skimming dan bagaimana cara memanfaatkannya.
Bayangkan jika Anda harus membaca buku setebal 300 halaman. Apakah yang harus Anda lakukan terlebih dahulu?
Apakah langsung mulai membaca dari halaman pertama sampai terakhir?
Apakah membaca halaman paling depan, halaman belakang dan daftar isi terlebih dahulu?
Jika Anda berencana membaca suatu buku dengan halaman yang cukup banyak misalkan 50 – 300 halaman, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah melihat sekilas apa yang dibahas dalam buku tersebut. Dalam proses membaca, teknik ini dikenal dengan istilah melakukan preview atas isi buku. Dan untuk melakukannya digunakan skimming.
Bagaimana Melakukan skimming?
Skimming dilakukan dengan cara membaca judul bab, sub bab, dan beberapa alinea pertama dalam setiap bab-nya. Jika buku tersebut memuat kesimpulan dalam tiap bab, maka Anda dapat pula membaca sekilas ringkasan tadi.
Fungsi skimming adalah mendapatkan ide utama tentang topik bacaan, bukan detailnya. Jadi skimming dapat dikatakan berhasil jika Anda bisa mendapatkan ide pokok dan bisa membayangkan apa yang dibahas dalam keseluruhan isi buku secara umum.
Proses skimming ini sangat berharga sebelum Anda membaca secara mendalam halaman demi halaman. Dengan skimming Anda mempersiapkan otak untuk menghadapi bahan bacaan yang sesungguhnya. Selain itu skimming juga berguna menciptakan rasa ingin tahu, memastikan apakah buku yang akan dibaca sesuai dengan yang diharapkan, dan mendapatkan pokok cerita.

Fungsi Skimming
Selain untuk melakukan pembacaan sekilas, skimming juga berguna dalam banyak proses membaca lainnya. Adapun beberapa alasan mengapa skimming dapat dilakukan tanpa harus terlalu khawatir kehilangan makna adalah:
• Kebanyakan kalimat hanya memiliki beberapa kata penting yang menjadi pembentuk strukturnya. Dengan menghilangkan kata-kata lain yang tidak terlalu penting, maka makna kalimat sudah dapat ditangkap tanpa harus kehilangan makna sesungguhnya. Pada kesempatan yang akan datang saya akan membahas hal ini yang dikenal pula dengan nama telegraphic reading.
• Dalam bahan bacaan yang cukup tebal, tidak semua bagian memiliki tingkat kesulitan yang sama. Ada bagian tertentu yang memang relatif lebih ringan dan mudah dipahami dibandingkan dengan bagian yang lain. Bagian yang ringan dapat dibaca dengan sangat cepat lewat skimming sedangkan bagian yang lebih sulit dibaca secara lebih lengkap dan teliti.
• Ada kata-kata tertentu yang sangat penting dan berperan dalam membentuk struktur kalimat yakni subjek dan predikat. Masing ingat pelajaran bahasa Indonesia dulu? Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)? Dengan menguasai struktur kalimat dalam bahan bacaan dan menguasai terutama Subjek dan Predikat, maka inti bacaan sudah dapat dikenali. Karena itu, berfokuslah pada kata benda dan kata kerja. Selain itu, kuasai pula kata-kata penghubung yang bisa mengubah makna kalimat secara nyata jika kata-kata tersebut dihilangkan. Kata-kata tersebut antara lain: tidak, bukan, meskipun, akan tetapi, sebaliknya, pada sisi yang lain, dst.

Proses Skimming
Karena skimming berguna untuk mendapatkan gambaran umum suatu bahan bacaan, maka perlu koordinasi yang baik ketika melakukan skimming dengan otak yang aktif bertanya, menganalisa, membandingkan, serta membuat kesimpulan.
Oleh karena itu, jangan dianggap skimming seperti membaca sambil lalu. Sebaliknya, dibutuhkan proses membaca aktif di mana semua indera yang terlibat bekerja, mulai dari mata, otak, bahkan indra lain seperti penciuman dan pendengaran. Membaca aktif adalah ketika Anda seolah-olah masuk ke dalam bahan bacaan itu sendiri dan bisa mendengar, mencium serta merasakan apa-apa yang dituliskan.
Berikut adalah bagian-bagian penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan skimming:
• Baca cover atau jacket buku yang biasanya menjelaskan tema besar buku tersebut dan mengapa buku tersebut penting buat Anda
• Baca kata pengantar. Banyak orang malas membaca pengantar karena dianggap basa-basi. Hal tersebut keliru. Kata pengantar seringkali sangat penting karena penulis biasanya menjelaskan proses penulisan buku tersebut dari awal sampai selesai serta pendekatan yang digunakannya. Dari kata pengantar Anda bisa mendapat gambaran apakah buku yang sedang dipegang memang layak untuk dibaca sampai selesai atau sebenarnya tidak penting buat Anda. Bagian yang berupa ucapan terima kasih, penghargaan dan sejenisnya bisa dilewatkan.
• Baca daftar isi. Ya, banyak orang juga melewati bagian ini dan langsung melompat ke bab pertama. Ingat, daftar isi memberi gambaran struktur pembahasan dalam buku. Ini akan membantu Anda menguasai bahan bacaan dalam konteks yang besar dan lengkap. Selain itu, tidak setiap bab penting untuk dibaca. Ada bab-bab yang bisa jadi sudah Anda pahami dari buku-buku yang pernah dibaca sebelumnya sehingga bisa dilewatkan atau dibaca sekilas saja. Energi yang lebih besar nantinya dapat difokuskan pada informasi baru yang memang perlu Anda kuasai dari bahan bacaan tersebut.
• Baca judul bab, sub judul dan heading. Amati diagram, gambar dan keterangan tambahan. Secara cepat baca setiap halaman hanya 1-2 detik saja. Baca judul bab, sub judul, heading serta amati secara singkat gambar atau diagram yang menjadi penjelas bab tersebut. Dapatkan ide pokok hanya dari judul tadi. Ingat, Anda juga telah menguasai struktur penulisan ketika mempelajari daftar isi sebelumnya.
Demikianlah teknik skimming yang dapat Anda lakukan sebelum membaca keseluruhan isi buku dengan lebih detail. Dengan skimming, Anda dapat menguasai isi buku secara umum dalam tempo yang singkat sekaligus mempersiapkan diri untuk pembacaan yang lebih menuntuk konsentrasi. Untuk buku dengan ketebalan 100 halaman, Anda mungkin perlu melakukan skimming sekitar 5-7 menit saja. Dan 5 menit yang dihabiskan tadi akan sangat membantu dalam pemahaman keseluruhan terhadap konteks bahan bacaan.
Selamat mencoba!
Selengkapnya...

TIPS TEKNIK MEMBACA PIKIRAN ORANG LAIN

Banyak anggapan bahwa membaca pikiran adalah pekerjaan seorang psikolog, paranormal atau bahkan dukun. Namun, percaya atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari, anda semua adalah seorang pembaca pikiran. Sebab, tanpa kemampuan untuk mengetahui pikiran serta perasaan orang lain, kita semua tak akan mampu menghadapi situasi sosial semudah apapun. Dengan membaca pikiran, kita dapat membuat perkiraan tentang tingkah laku seseorang lalu membuat kita dapat menentukan keputusan berikutnya.
Jika kita melakukan pembacaan ini dengan buruk, dampaknya bisa serius: konflik bisa saja terjadi akibat kesalahpahaman. Contoh yang nyata kesulitan mengenali pikiran dan perasaan orang lain—mindblindness, dapat dilihat pada penyandang autisme, dimana ketidakmampuan tersebut menjadi suatu kondisi yang mengganggu.
Kemampuan membaca pikiran ini, yang oleh William Ickes—profesor psikologi di University of Texas, disebut sebagai emphatic accuracy.
Darimana asalnya?
Kemampuan (terbatas) kita untuk membaca pikiran menurut Ross Buck–profesor Communication Sciences di University of Connecticut, memiliki sejarah yang amat panjang. Dikatakannya bahwa, melalui jutaan tahun evolusi, sistem komunikasi manusia berkembang menjadi lebih rumit saat kehidupan juga menjadi lebih kompleks. Membaca pikiran lantas menjadi alat untuk menciptakan dan menjaga keteraturan sosial; seperti membantu mengetahui kapan harus menyetujui sebuah komitmen dengan pasangan atau melerai perselisihan dengan tetangga.
Kemampuan ini sendiri muncul sejak manusia dilahirkan. Bayi yang baru lahir lebih menyukai wajah seseorang dibandingkan stimulus lainnya, dan bayi berusia beberapa minggu sudah mampu menirukan ekspresi wajah. Dalam 2 bulan, bayi sudah dapat memahami dan berespon terhadap keadaan emosional dari pengasuhnya. Nancy Eisenberg, profesor psikologi di Arizona State University dan ahli dalam perkembangan emosional, menuturkan bahwa bayi berusia 1 tahun mampu mengamati ekspresi orang dewasa dan menggunakannya untuk menentukan tingkah laku berikutnya. Lanjutnya, bayi usia 2 tahun mampu menyimpulkan keinginan orang lain dari tatapan matanya, dan di usia 3 tahun, bayi dapat mengenali ekspresi wajah gembira, sedih atau marah. Saat menginjak usia 5 tahun, bayi sudah memiliki kemampuan dasar untuk membaca pikiran orang lain; mereka telah memiliki “teori pikiran.” Bayi tersebut mampu memahami bahwa orang lain memiliki pemikiran, perasaan dan kepercayaan yang berbeda dengan yang mereka miliki.
Anak-anak tadi mengembangkan kemampuan membaca pikiran dengan mengamati pembicaraan orang dewasa, dimana mereka membedakan kompleksitas aturan dan interaksi sosial. Selain itu, kegiatan bermain dengan teman sebaya juga dapat melatih anak untuk membaca pikiran anak lainnya. Namun, tak semua anak bisa mengembangkan kemampuan ini. Anak-anak yang mengalami penelantaran dan kekerasan cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan kemampuan membaca pikiran ini. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan kekerasan, mungkin akan jauh lebih peka terhadap ekspresi marah, walaupun sesungguhnya emosi marah tidak muncul.
Lanjut lagi, kemampuan membaca pikiran yang lebih maju biasa muncul pada masa remaja akhir. Hal ini terjadi karena kemampuan untuk menyimpan perspektif dari beberapa orang di saat yang sama—dan lalu mengintegrasikannya dengan pengetahuan kita dan orang yang bersangkutan itu—seringkali membutuhkan kemampuan otak yang sudah jauh berkembang.
Bagaimana Membaca Pikiran?
Membaca bahasa tubuh adalah komponen inti dari membaca pikiran. Lewat bahasa tubuh, kita bisa mengetahui emosi dasar seseorang. Peneliti menemukan bahwa ketika seseorang mengamati gerak tubuh orang lain, mereka dapat mengenali emosi sedih, marah, gembira, takut dll, bahkan ketika pengamatan hanya dilakukan dengan pencahayaan yang minim.
Ekspresi wajah juga merupakan penanda bagi kita untuk dapat mengetahui apa yang dipikirkan orang lain. Namun sayangnya, banyak dari kita yang tidak mampu untuk mendeteksi ekpresi ini. Salah satu sumber yang kaya akan penanda ini adalah mata seseorang; otot-otot di sekitar mata. Mata seseorang adalah sumber penanda yang paling kaya jika dibandingkan bagian lain yang ada di wajah. Contohnya: mata yang turun ketika sedih, terbuka lebar ketika takut, terlihat tidak fokus kala sedang berkhayal, menatap tajam penuh kecemburuan, atau menatap sekitarnya ketika tidak sabar.
Kita dapat semakin tahu pikiran orang lain dari komponen-komponen dalam percakapan—kata-kata, gerak tubuh, dan nada suara. Namun diantara ketiganya, Ickes menemukan bahwa isi pembicaraan menjadi komponen terpenting dalam membaca pikiran dengan baik.
Menjadi Pembaca Pikiran Ulung
Lalu, bagaimana kita bisa menjadi seorang pembaca pikiran yang lebih baik? Tim dari Psychology Today telah merumuskan beberapa hal yang bisa membantu kita membaca pikiran.
Kenalilah orang lain. “Kemampuan membaca pikiran akan meningkat, semakin kita mengenal lawan bicara kita,” kata William Ickes. Jika kita berinteraksi dengan seseorang selama kurang lebih sebulan, kita akan lebih mudah untuk mengenali apa yang ia pikirkan dan rasakan. Hal tersebut dapat terjadi karena: kita mampu mengartikan kata-kata dan tidakan orang lain dengan lebih tepat, setelah mengamatinya dalam berbagai situasi; kedua, kita mengetahui apa yang terjadi dalam hidup mereka, dan mampu menggunakan pengetahuan itu untuk memahami mereka dalam konteks yang lebih luas.
Minta umpan balik. Penelitian menunjukkan bahwa kita dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan cara menanyakan kebenaran dari tebakan kita. Misalnya, “Saya mendengar, sepertinya Engkau sedang marah. Benar tidak?”
Perhatikan bagian atas dari wajah. Emosi yang palsu, biasanya diungkapkan pada bagian bawah wajah seseorang. Sedangkan, menurut Calin Prodan—profesor neurologi di University of Oklahoma Health Sciences Center, emosi utama bisa dilihat dari sebagian ke atas wajah, biasanya di sekitar mata.
Lebih ekspresif. Ekspresivitas emosi cenderung timbal balik. Ross Buck, “semakin kita ekspresif, semakin banyak pula kita akan mendapat informasi mengenai kondisi emosional dari orang lain di sekitar kita.”
Santai. Menurut Lavinia Plonka, pengarang Walking Your Talk, seseorang cenderung “menyamakan diri” dengan lawan bicaranya melalui postur tubuh dan pola napas. Jika anda merasa tegang, teman bicara anda bisa saja, secara tak sadar, menjadi tegang pula lalu terhambat, dan akhirnya menjadi sulit untuk dibaca. Ambillah napas panjang, senyumlah, dan coba untuk menampilkan keterbukaan dan penerimaan kepada siapapun yang bersama anda.
Tinjauan Kritis
Perlu kita ingat, bahwa ekspresi emosi bisa berbeda di berbagai budaya. Ekspresi sedih di satu budaya, bisa jadi diinterpretasikan sebagai emosi lain di budaya lain. Jadi jika ingin membaca seseorang, kita perlu memperhatikan pula unsur budaya yang berlaku di tempat tinggal orang itu, jangan sampai salah menebak, atau bahkan memicu terjadinya kesalahpahaman.
Kita juga tak bisa mengesampingkan fenomena membaca pikiran ini sebagai sebuah fenomena yang biasa diasosisasikan dengan kemampuan supranatural, sebab percaya tidak percaya, memang ada orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membaca pikiran yang sulit dijelaskan ilmu pengetahuan. Setidaknya penulis telah menemukan beberapa orang dengan kemampuan membaca pikiran, yang bahkan mampu melihat masa depan dan berbagai macam hal yang sulit diterima nalar.

Selengkapnya...

ATASI berbagai KESULITAN Anda Membantu Anak-Anak BELAJAR MEMBACA ". . . seaktif apapun mereka, sesibuk apapun Anda . . ."

Kemampuan membaca adalah salah satu keterampilan sangat penting yang dibutuhkan anak-anak mengarungi dunia pembelajaran. Berbagai metode belajar membaca pun bermunculan untuk membantu para guru dan orang tua mengajarkan ketrampilan ini. Selamat Sore Bapak/Ibu,
Kemampuan membaca adalah salah satu keterampilan sangat penting yang dibutuhkan anak-anak mengarungi dunia pembelajaran. Berbagai metode belajar membaca pun bermunculan untuk membantu para guru dan orang tua mengajarkan ketrampilan ini.
Akan tetapi, metode saja sebetulnya tidak cukup, sebab SETIAP ANAK ITU UNIK, dan keunikan itu membutuhkan layanan metode yang berbeda-beda. Yang lebih menentukan adalah pemahaman orang tua tentang bagaimana sebetulnya anak-anak itu belajar.
Tarik-menarik pendapat tentang kapan anak bisa mulai diajari membaca memang masih saja terjadi. Beberapa pihak tidak setuju pengajaran membaca dilakukan terlalu dini, karena khawatir hal itu menyebabkan efek buruk pada anak-anak, yaitu terampasnya masa bermain mereka.
Akan tetapi, berdasarkan temuan dan pengalaman beberapa ahli pembelajaran yang sudah diterima akhir-akhir ini, sesungguhnya bukan patokan usia yang paling menentukan boleh tidaknya seorang anak belajar membaca, melainkan lebih pada bagaimana cara mengajarkannya. Inilah yang banyak tidak dipahami para orang tua, bahkan termasuk para guru sekalipun.
Ada banyak "pintu masuk" ke otak anak, namun sering yang terjadi kita memaksakan diri masuk lewat "pintu yang salah". Lagi-lagi ini terjadi karena pemahaman yang keliru tentang cara mengajarkan keterampilan itu, tanpa membuat anak-anak menjadi stress dan kehilangan kesenangan bermainnya.
SEHARUSNYA, belajar membaca itu BISA menjadi SAAT-SAAT YANG PALING MENYENANGKAN bagi anak-anak. Jika tidak terjadi demikian, berarti ADA YANG SALAH!
Jika orang tua tahu caranya, maka belajar membaca juga akan dirasakan anak sama asyik dan gembiranya seperti ketika mereka memeluk boneka atau berlarian di lapangan tanpa sendal jepit.
Bila orang tua memahami hal-hal mendasar ini, maka menciptakan suasana belajar membaca seindah itu ternyata mudah sekali. Bahkan tidak akan menyita waktu orang tua yang super sibuk sekalipun....
Karena itulah, buku ini hadir ke hadapan pembaca untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi orang tua (dan guru) agar bisa membantu anak-anaknya (apapun gaya belajar mereka, seaktif apapun mereka) bisa dan juga suka membaca, tanpa terbebani oleh kebingungan memilih metode dan alat khusus, yang mungkin terlalu beragam jumlahnya.
Intinya, anak bisa dan suka membaca, masalahnya ada pada orang tua (dan guru), dan bukan pada anak-anak kita.

Selengkapnya...

Komputer Untuk Komunikasi Dengan Tuna Rungu

Sekali lagi, teknologi komputer dianggap sebagai salah satu produk teknologi yang paling berjasa bagi manusia dewasa ini. Hal ini dibuktikan dengan penemuan sejumlah alat berbasis komputer yang mampu membantu manusia dalam banyak hal.

Seperti baru-baru ini yang dikembangkan oleh para tenaga ahli dari IBM, salah satu perusahaan komputer terbesar saat ini. Tim peneliti dari IBM mengembangkan teknologi yang diberi nama SiSi atau Say it Sign it, sebuah teknologi komputer yang berfungsi untuk membantu kaum tuna rungu agar bisa lebih bebas berkomunikasi.
SiSi bekerja dengan menerjemahkan bahasa suara dalam bahasa sinyal yang dimengerti oleh kaum tuna rungu. Dengan sarana ini, maka orang yang berbicara, suaranya akan direkam, dan dengan teknologi ini akan segera diubah jadi bahasa yang dimengerti tuna rungu dengan perantaraan avatar di komputer.

Meski begitu, pihak IBM mengatakan bahwa ini masih dalam bentuk prototipe alias masih dalam tahap uji coba. Karena itu, SiSi sementara baru bisa digunakan dalam bahasa Inggris British karena pembuatannya di pusat riset IBM di Hursey, Inggris. Ke depan, diharapkan teknologi ini dapat dikomersilkan dengan dilengkapi bahasa asing lainnya.

Tentu, kita berharap teknologi ini akan segera bisa tersebar luas. Dengan begitu, saudara-saudara kita yang mengalami masalah dengan pendengarannya akan lebih mudah dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.

Selengkapnya...

Membaca itu penting

Membaca merupakan aktivitas yang menyenangkan sekaligus mencerahkan. Membaca membantu kita lebih berwawasan, sukses, dan hidup lebih baik. Tetapi ternyata kegemaran membaca belum dimiliki mayoritas orang, sebab mereka belum mengerti berjuta manfaat dari membaca. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari membaca, yang mungkin dapat menggugah semangat dan kemauan Anda untuk melahap isi buku-buku bacaan. 1.Membaca membangun pondasi yang kuat untuk dapat mempelajari dan memahami berbagai disiplin ilmu sekaligus mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2.Senang membaca meningkatkan kecerdasan verbal dan lingusitik karena membaca memperkaya kosa kata dan kekuatan kata-kata.
3.Membaca mencegah rabun mata, karena membaca melatih dan mengaktifkan otot-otot mata.
4.Membaca mencegah kepikunan karena melibatkan tingkat konsentrasi lebih besar, mengaktifkan, dan menyegarkan pikiran.
5.Kegemaran membaca membantu meningkatkan kecerdasan, serta meningkatkan daya kreativitas dan imajinasi.
6.Membaca membantu memperbaiki rasa percaya diri, mengembangkan kemampuan memanajemen emosi, dan meningkatkan kemampuan melakukan interaksi sosial positif di mana pun dan kapan pun.
7.Membaca membentuk karakter dan kepribadian, sampai-sampai ada pepatah yang mengatakan, "Apa yang kita baca sekarang, seperti itulah kita 20 tahun yang akan datang".
8.Membaca menjadikan kita lebih dewasa, lebih arif dan bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Membaca adalah kegiatan yang sarat manfaat dan sangat penting dalam kehidupan kita. Banyak orang sukses dan cerdas karena kecintaan mereka membaca buku dan belajar. Oleh sebab itu tingkatkan intensitas membaca terutama di waktu senggang Anda, dan berikut ini adalah beberapa hal menarik untuk membangkitkan semangat membaca.

1.Sesuaikan tingkat bacaan dengan tingkat kosa kata, sebab keengganan meneruskan bacaan seringkali dikarenakan kita sulit memahami arti katanya.
2.Luangkan waktu secara rutin untuk membaca (misalnya setengah jam per hari) karena langkah ini lambat laun akan meningkatkan kemampuan memahami berbagai gaya tulisan dan kosa kata baru.
3.Mencoba menulis tentang apa pun yang dianggap menarik, misalnya tentang perasaan, pengalaman, cara memandikan kucing, menanam pohon, membuat kue, dan lain sebagainya. Mencoba menulis akan meningkatkan minat membaca.
4.Berusaha menggunakan waktu untuk membaca dengan selalu membawa bahan bacaan di mana pun berada. Simpan buku atau majalah dalam tas, ruang keluarga atau tempat yang sering Anda gunakan, sehingga memungkinkan Anda menjangkau dan membaca.
5.Tentukan berapa banyak buku yang ingin Anda baca dalam kurun waktu tertentu. Mulailah memasang target dengan disiplin tinggi, karena langkah ini melatih kemampuan meluangkan lebih banyak waktu untuk membaca lebih banyak hal.
6.Buatlah daftar buku yang sudah Anda baca dan catatan isi buku tersebut. Simpanlah catatan tersebut dengan rapi di tempat favorit Anda, misalnya di buku harian, di komputer, di lemari, dan lain sebagainya.
7.Matikan televisi, karena televisi tidak mengajak kita aktif belajar dan berpikir kreatif. Daripada waktu terbuang untuk memindah channel televisi mencari acara televisi yang bagus, bisa jadi waktu tersebut sudah cukup banyak untuk menyelesaikan membaca sebuah buku.
8.Bergabunglah dengan kelompok baca, di mana dalam periode tertentu para anggotanya berkumpul untuk mendiskusikan topik bacaan yang telah sama-sama tentukan sebelumnya. Berkomitmen terhadap kelompok baca memberikan momentum yang lebih besar untuk menyelesaikan bacaan buku, dan menciptakan forum yang luar biasa untuk berdiskusi dan bersosialisasi seputar tema buku.
9.Sering-seringlah mengunjungi toko buku atau perustakaan, karena kesempatan melihat-lihat buku akan melatih mental membaca sebagai kebutuhan dan menginspirasi banyak hal baru yang menarik untuk dibaca.
10.Bangunlah strategi, yaitu dengan menentukan sendiri cara yang baik menurut Anda untuk meningkatkan aktivitas membaca, sehingga Anda semakin rajin membaca dan mendapatkan manfaat yang lebih besar dari buku yang Anda baca.
Kembangkan terus minat baca Anda, karena membaca dapat meningkatkan kemampuan, terutama kemampuan untuk menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana. Tingkatkan intensitas membaca dengan memanfaatkan waktu luang semaksimal mungkin untuk membaca. Membaca merupakan salah satu investasi yang baik dari waktu kita.
Selengkapnya...

Belajar Membaca untuk Anak Usia Dini

Bisa membaca di usia dini mungkin bukanlah segalanya. Ada hal yang lebih penting dari kemampuan membaca, yang justru agak sering terlewatkan, yaitu bagaimana membuat anak-anak senang dengan buku dan kegiatan membaca.
Jika pembentukan kebiasaan membaca kurang dibangun, tak jarang, ada anak yang sudah bisa membaca tetapi tidak tertarik dengan buku.
Akan tetapi, tidaklah pula berlebihan jika orang tua mulai menyediakan media belajar membaca (apapun itu) pada saat anak-anak terlihat begitu antusias dengan buku dan kegiatan membaca, meskipun mereka masih berusia balita atau bahkan batita. Kontroversi tentang hal tersebut memang masih selalu hangat dibicarakan dan tak pernah ada habisnya dari waktu ke waktu. Beberapa pihak bahkan melarang orang tua atau guru untuk mengajarkan keterampilan membaca pada usia dini, dengan alasan takut anak-anak jadi terbebani, sehingga mereka menjadi benci dengan kata “belajar”.
Namun sejauh pengalaman saya, selama prinsip belajar ‘fun’ yang dikembangkan, materi apapun yang diajarkan kepada anak usia dini selalu direspon dengan baik dan anak-anak suka untuk belajar. Mengajak anak-anak untuk belajar membaca menurut saya jauh lebih baik daripada membiarkan mereka menonton TV seharian. Tanpa kita sadari sesungguhnya anak-anak juga belajar sesuatu lewat TV, yang sayangnya lebih banyak berupa hal-hal negatif daripada hal-hal yang positif.
Seputar metode belajar
Metode mengajar balita membaca sangatlah beragam. Karena begitu beragamnya, lagi-lagi kita akan menemukan perbedaan dasar pemikiran dari metode-metode tersebut. Meskipun kadang-kadang sering mencuat pertentangan yang tajam antar berbagai metode, kita tak perlu bingung. Kenali saja semua konsep yang ditawarkan, dan kenali pula gaya belajar anak-anak kita. Jika metode dan gaya belajar cocok, kita bisa lebih mudah memotivasi anak untuk belajar.
Berdasarkan telaah saya, sejauh ini di dunia belajar ini dikenal 2 metode besar, yaitu metode terstruktur dan metode tidak terstruktur (acak). Keduanya tidak lebih baik atau lebih jelek dari yang lainnya. Metode terstruktur dan tidak terstruktur (acak) bisa saling melengkapi sesuai karakter dua belahan sisi otak kita yang kini populer dengan istilah otak kiri dan otak kanan.
Otak kiri memiliki karakteristik yang teratur, runut (sistematis), analitis, logis, dan karakter-karakter terstruktur lainnya. Kita membutuhkan kerja otak kiri ini untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan data, angka, urutan, dan logika.
Adapun karakteristik otak kanan berhubungan dengan rima, irama, musik, gambar, dan imajinasi. Aktivitas kreatif muncul atas hasil kerja otak kanan.
Melalui deskripsi tentang karakteristik dua belahan otak tersebut, kita tentu bisa melihat bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Apa jadinya para kreator-kreator seni jika tak punya tim manajemen yang handal. Bisa kita bayangkan pula sepi dan monotonnya dunia ini jika penghuninya hanyalah para ahli matematika atau akuntansi yang selalu sibuk dengan angka. Secara personal, kita pun akan menjelma menjadi orang yang “timpang” jika tidak mampu menyeimbangkan kinerja dua sisi otak kita. Kita pun bisa tumbuh menjadi orang yang “ekstrem” dalam memandang belajar dan cara belajar.
Selain metode belajar, karakteristik anak-anak juga perlu kita ketahui dan pahami agar kita bisa merancang model-model belajar yang menarik minat anak. Beberapa karakteristik anak secara umum adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi lebih pendek (relatif)
2. Tidak suka diatur/dipaksa
3. Tidak suka dites
Ketiga ciri tersebut jelas menunjukkan kepada kita bahwa mengajar balita membaca tak bisa dilakukan dengan cara-cara orang dewasa. Kita membutuhkan teknik-teknik yang lebih bervariasi dan adaptif terhadap kecenderungan anak-anak. Dan hanya satu kegiatan yang bisa melumerkan 3 karakteristik di atas yaitu BERMAIN. Mengapa? Karena dalam bermain anak-anak tidak menemukan tes, paksaan, dan batas waktu. Ketika bermainlah anak-anak menemukan kebebasan dirinya untuk berekspresi. Ketika bermain pula mereka menemukan kesenangan mereka.
Model-model belajar membaca untuk inspirasi
1. Belajar membaca lewat kosa kata
Kosa kata adalah pembentuk kalimat. Lewat kosa kata yang makin beragam, kalimat yang kita keluarkan pun akan semakin kaya. Lewat kosa kata, anak-anak akan belajar tak hanya kemampuan membaca tetapi juga perbendaharaan dan pemahaman akan kata-kata yang akan mereka gunakan dalam berbicara.
Variasi yang bisa digunakan diantaranya, kartu kata yang disajikan dengan model Glen Doman, poster kata yang ditempel di dinding, buku-buku bergambar yang kalimatnya pendek dan ukuran hurufnya cukup besar. Prinsip yang dipakai dari metode tersebut adalah belajar dengan melakukannya. BELAJAR MEMBACA dengan MEMBACA.
Hal-hal khusus yang menyertai model ini adalah kemungkinan anak-anak untuk mengenal pola lebih lama. Artinya, bisa jadi untuk bisa benar-benar membaca semua kata yang diperlihatkan kepada mereka (meski belum diajarkan) membutuhkan waktu yang cukup lama, tergantung kecepatan anak.
2. Belajar Membaca lewat Suku Kata
Model ini paling banyak digunakan, terutama di sekolah-sekolah. Prinsip dasarnya adalah terlebih dulu mengenali pola sebelum masuk pada fase membaca.
Belajar lewat suku kata misalnya ba bi bu be bo dan seterusnya juga memiliki efek tersendiri, diantaranya kecepatan membaca yang sedikit lambat jika tidak diiringi latihan langsung lewat buku atau bacaan-bacaan. Mengapa demikian? Karena anak-anak akan terbiasa dengan membaca pola lebih dulu baru membaca. Kerja otak kiri lebih dominan dalam hal tersebut.
Untuk mengimbanginya, kita harus lebih sering memotivasi anak untuk membaca kata-kata secara langsung lewat buku tanpa harus memilah suku katanya.
3. Belajar membaca dengan mengeja
Model ini di awali dengan pengenalan huruf baru kemudian merangkainya menjadi gabungan huruf dan kemudian kata. Sebenarnya metode ini sudah jarang digunakan orang karena memang terbukti cukup sulit bagi anak.
Kerja otak kiri akan semakin dominan jika kita memakai metode ini. Anak-anak harus melewati tiga tahapan menuju kata, yaitu huruf, suku kata, lalu kata. Memang ada anak-anak yang bisa belajar dengan metode ini, tapi lagi-lagi latihan membaca kata secara intensif harus mengiringinya agar anak-anak merasa percaya diri untuk membaca.
Belajar Multi Metode
Adakalanya spesialisasi itu baik untuk mengenal kedalaman suatu ilmu, tapi dalam belajar membaca kita bisa mempergunakan multi metode sekaligus tanpa harus merasa tabu hanya karena teori yang kita peroleh dianggap paling rasional.
Dengan kata lain, kita bisa memperkenalkan pada anak-anak kita semuanya, huruf, suku kata, ataupun kosa kata. Catatan pentingnya tentu saja: sajikan dengan perasaan riang sehingga anak-anak kita pun mendeteksi kegembiraan dan ketulusan yang kita berikan pada mereka. Hal itu jauh lebih berarti dan lebih efektif daripada segudang metode terhebat sekalipun.
Tersisa dari itu semua, “kita memang tak boleh berhenti belajar”.
Selengkapnya...